JAGA KAMPUS KITA: Penguatan Kampus Kebangsaan di UIN Imam Bonjol Padang

Padang, 9 Mei 2023 — Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang menggelar kegiatan bertajuk “Jaga Kampus Kita” sebagai bentuk penguatan nilai-nilai kebangsaan dan upaya pencegahan terhadap intoleransi, radikalisme, serta terorisme di lingkungan kampus. Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan akademisi.

Materi pertama disampaikan oleh Mayjen TNI Sudaryanto, S.E., M.HAN. Ia mengangkat tema “Pencegahan dan Penanggulangan Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme.” Dalam paparannya, Sudaryanto menjelaskan bahwa BNPT sebagai lembaga negara bertugas merumuskan, mengoordinasikan, dan melaksanakan kebijakan nasional dalam menangani terorisme. Ia menyebut bahwa tren aksi terorisme di Indonesia telah menurun dalam dua tahun terakhir.

“BNPT memiliki tujuh program prioritas untuk mencegah paham-paham yang menyimpang, khususnya bagi anak-anak, remaja, dan perempuan yang merupakan kelompok paling rentan,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya peran kampus dalam menyuarakan toleransi dan memperkuat wawasan kebangsaan di kalangan mahasiswa.

Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Yasrul Huda, M.A., yang mengulas urgensi kampus kebangsaan di tengah era radikalisme baru. “Mahasiswa saat ini lebih banyak mendapatkan informasi dari media sosial dibandingkan dosennya. Maka penting bagi kampus untuk aktif dalam membina cara berpikir kritis dan toleran,” ujarnya. Ia juga mendorong mahasiswa untuk memperluas wawasan melalui interaksi lintas budaya.

Pemateri ketiga, Adil Mubarak, S.IP., M.Si., mengangkat tema “NKRI Rumah untuk Semua Anak Bangsa.” Ia menyoroti kekayaan budaya Indonesia sebagai modal penting dalam menangkal radikalisme. “Indonesia memiliki lebih dari 1.340 suku bangsa, 300 kelompok etnis, dan 801 bahasa. Semua ini menyimpan nilai-nilai kearifan lokal yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat identitas bangsa,” katanya.

Ia menambahkan bahwa sejak 2011, BNPT telah menjadikan pendekatan budaya sebagai strategi untuk menangkal paham ekstremisme, termasuk melalui pemahaman nilai-nilai adat seperti falsafah Minangkabau “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”.

Materi terakhir dibawakan oleh Yudi Zulfahri, M.Si., yang menceritakan pengalaman pribadinya sebagai mantan korban paparan paham radikalisme. Ia menekankan bahwa proses terpapar biasanya dimulai dari cara berpikir yang tertutup dan eksklusif. “Awalnya hanya ingin berhijrah, tapi kemudian masuk ke kelompok-kelompok pengajian yang keras dan penuh kebencian. Dari sanalah saya mulai terpapar pemikiran ekstrem,” ungkapnya.

Yudi mengajak mahasiswa untuk tetap kritis dan terbuka terhadap perbedaan serta tidak mudah terpengaruh oleh narasi-narasi yang menyimpang.

Melalui kegiatan ini, UIN Imam Bonjol Padang menegaskan komitmennya dalam membangun lingkungan kampus yang inklusif, toleran, dan berkontribusi aktif dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kontributor: (MJ)

About Author