SADAR, DIALOG DAN KOLABORASI

Oleh: Duski Samad
Refleksi AICIS 23 rd UIN Walisongo Semarang, 1-4 Februari 2024

Topik di atas disampaikan Menteri Agama mengakhiri sambutan penutupan AICIS di hotel Padma kota Semarang. Pernyataan di atas sebelumnya menjadi perbincangan akademik, khususnya tentang peran agama dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan peradaban dengan narasumber Profesor mancanegara, dosen peneliti dari PTKIN dan tokoh lintas agama ASEAN.

Krisis kemanusiaan di Palestina, Ukraina, Lebanon, Iran, Turki dan negara lain di belahan dunia memiliki korelasi dengan peran agama dan umat beragama dalam menjaga hak-hak azazi dan martabat manusia.

Bersamaan itu krisis antar umat beragama yang laten, saling curiga, kekerasan bermotif agama, kesulitan pendirian rumah, prilaku Intoleransi adalah masalah sosial yang mudah menjadi pemicu keresahan dan kerusuhan.

Resolusi PBB 18/12 mendorong tolerance culture artinya membangun budaya toleransi adalah kebutuhan masyarakat modern, utamanya untuk mencegah krisis kemanusiaan dan runtuhnya martabat manusia.

Harus diakui ada pendapat toleransi itu sepertinya menyulitkan diri sendiri, karena harus menahan diri, membiarkan orang lain, disaat kita tidak dapat menerima. Sejatinya dalam tema dan konten toleransi itu semuanya penuh kebaikan, begitu penegasan Menteri Agama.

Argumen yang dibangun oleh Menag adalah ajaran toleransi kuat nilainya dalam semua ajaran agama. Tradisi kehidupan Nabi yang samhah (tolerans) dan menghargai kemajemukan ditegaskan melalui kebebasan beragama, penghargaan terhadap perbedaan (QS. Al Hujuraat, 11).

Pada bahagian sambutannya Menag mempromosikan peran Indonesia dalam menumbuhkan budaya toleransi semakin baik yang ditandai suksesnya moderasi beragama, kerukunan beragama, dan dapat terjaganya pluralitas.

Pada penutup sambutan ditegaskan oleh Menag bahwa urgensinya agama dalam mencegah krisis kemanusiaan adalah realitas yang sudah menyejarah. Untuk menjadikan agama berperan penting dalam mencegah krisis kemanusiaan perlu kesungguhan semua elemen dan tokoh agama. Kesadaran, dialog dan kolaborasi adalah prasyarat utama untuk hadirnya budaya toleransi dan efektifnya agama dalam mencegah krisis kemanusiaan. DS.1909. Loushotel@semarang#030224.

About Author