
Oleh: Duski Samad
Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang
Hari ini Kamis, 15 Mei 2025 atas nama Senat Universitas kami menerima 11 (sebelas) calon Rektor UIN Imam Bonjol 2025-2029 dari Rektor setelah dilakukan penjaringan oleh panitia yang dibentuk Rektor. Pemilihan Rektor UIN Imam Bonjol seperti juga Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKIN) dilakukan mengacu pada Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 68 tahun 2015 yang intinya pokoknya kewenang senat sebatas memberikan penilaian kualitatif terhadap calon Rektor.
Dinamika dan harapan dalam proses suksesi kepemimpinan di UIN Imam Bonjol Padang satu di antaranya adalah transformasi menuju universitas kelas internasional. Proses suksesi dipahami bukan hanya sebagai perubahan administratif, tetapi sebagai titik tolak menuju reformasi kelembagaan, akademik, dan kultural yang berorientasi global.
Pendekatan kualitatif dan reflektif dari tulisan ini menawarkan analisis tantangan internal dan eksternal yang dihadapi, serta kriteria kepemimpinan ideal yang mampu membawa UIN Imam Bonjol menjadi pusat keunggulan keilmuan Islam yang kompetitif di tingkat dunia.
Proses suksesi kepemimpinan dalam perguruan tinggi merupakan bagian integral dari sistem tata kelola pendidikan tinggi yang sehat dan demokratis. Di UIN Imam Bonjol Padang, suksesi menjadi momen penting yang menentukan arah perjalanan institusi, khususnya dalam menghadapi era globalisasi pendidikan tinggi dan tuntutan internasionalisasi.
Dalam konteks ini, suksesi tidak boleh menjadi ajang kontestasi pragmatis, melainkan harus menjadi ajang seleksi kepemimpinan visioner yang mampu membawa universitas ini melangkah menuju status sebagai universitas Islam kelas dunia.
Tantangan dan Peluang Menuju Internasionalisasi
Tantangan Internal:
Keterbatasan SDM dengan kualifikasi global (Ph.D. luar negeri, publikasi internasional).
Kualitas tata kelola dan digitalisasi layanan akademik yang belum optimal. Belum meratanya budaya riset dan penjaminan mutu akademik.
Peluang Strategis:
Posisi historis UIN Imam Bonjol sebagai pusat keilmuan Islam di Sumatera. Potensi kolaborasi internasional dengan kampus- kampus Islam global (Turki, Malaysia, Timur Tengah).Dukungan masyarakat Minangkabau terhadap pengembangan pendidikan tinggi Islam.
Kriteria Kepemimpinan Ideal.Kepemimpinan UIN Imam Bonjol ke depan harus memiliki kompetensi:
Visioner: Mampu merumuskan roadmap internasionalisasi dan transformasi digital kampus. Transformasional: Menggerakkan SDM menuju kinerja akademik yang unggul dan berdampak. Kolaboratif: Membangun jaringan strategis lintas negara dan budaya.Berintegritas: Menegakkan good governance dan transparansi dalam pengambilan keputusan.
Berakar Budaya: Mampu mengangkat identitas keulamaan Minangkabau sebagai nilai tambah global.
Strategi Menuju Kelas Internasional
Internasionalisasi Kurikulum dan Bahasa. Penambahan program studi berbahasa Inggris.
Joint-degree atau dual-degree dengan universitas luar negeri.
Penguatan Riset dan Publikasi. Insentif bagi publikasi di jurnal bereputasi internasional. Pembentukan pusat riset unggulan berbasis Islam Nusantara.
Digitalisasi dan Smart Campus. Integrasi sistem informasi akademik dan administrasi berbasis AI.
Pengembangan ekosistem e-learning dan laboratorium digital.
Branding Global. Partisipasi aktif dalam forum pendidikan tinggi dunia. Sertifikasi akreditasi internasional (AUN-QA, FIBAA, dan sejenisnya).
Suksesi di UIN Imam Bonjol adalah momentum emas untuk melakukan reformasi struktural dan kultural menuju universitas Islam berkelas internasional. Untuk itu, diperlukan kepemimpinan yang tidak hanya berorientasi administratif, tetapi juga berjiwa pembaharu, bertulang punggung nilai, dan berwawasan global. Harapan besar masyarakat Minangkabau dan umat Islam Indonesia terletak pada komitmen UIN Imam Bonjol untuk menjadi pusat pencerahan intelektual Islam di panggung dunia.
HARAPAN CIVITAS
Mendengar dan membaca harapan dan aspirasi civitas terhadap 11 orang calon Rektor, putra putri terbaik kampus, tentu banyak sekali dengan beragam bahasa baik di media sosial maupun langsung.
Diharapkan calon rektor membawa visi besar untuk menjadikan UIN Imam Bonjol sebagai universitas Islam berkelas dunia, tanpa kehilangan jati diri keulamaan Minangkabau dan tradisi keilmuan Islam Nusantara.
Kepemimpinan yang Transformasional dan Kolaboratif. Rektor ke depan harus mampu memimpin perubahan struktural dan kultural kampus, serta membangun jejaring strategis dengan universitas dalam dan luar negeri.
Komitmen terhadap Mutu Akademik dan Riset. Civitas akademika menginginkan rektor yang fokus pada peningkatan kualitas dosen, publikasi internasional, akreditasi prodi, serta penguatan budaya riset dan inovasi berbasis keislaman.
Good Governance dan Transparansi. Diharapkan calon rektor memiliki integritas tinggi, menegakkan tata kelola yang bersih, partisipatif, dan bertanggung jawab. Tidak mempolitisasi jabatan dan membuka ruang dialog akademik yang sehat.
Mendorong Digitalisasi dan Modernisasi Layanan Kampus. Percepatan transformasi digital kampus, pengembangan smart campus, dan integrasi sistem layanan akademik menjadi bagian dari harapan bersama sivitas.
Mengayomi dan Menginspirasi Semua Elemen Kampus.Sosok rektor yang inklusif, mampu merangkul dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan dengan semangat kekeluargaan, keteladanan, dan etos kerja.
Mampu Mengangkat Marwah dan Reputasi UIN Imam Bonjol. Harapan terbesar adalah agar rektor terpilih mampu memperluas reputasi UIN Imam Bonjol di tingkat nasional dan internasional sebagai pusat keilmuan Islam yang moderat, unggul, dan berdaya saing global.
Banyak lagi harapan, namun yang pasti tentu adanya perubahan dan percepatan untuk lebih baik.
Kesimpulan
Suksesi kepemimpinan di UIN Imam Bonjol Padang bukan sekadar rutinitas administratif, tetapi merupakan momentum strategis untuk mempercepat transformasi menjadi universitas Islam kelas dunia. Di tengah tantangan internal seperti keterbatasan SDM berstandar global dan tata kelola yang belum optimal, serta peluang eksternal berupa jejaring internasional dan dukungan budaya Minangkabau, dibutuhkan sosok pemimpin visioner, transformasional, kolaboratif, dan berintegritas.
Rektor mendatang diharapkan mampu mengusung visi besar internasionali sasi tanpa kehilangan akar budaya dan keulamaan lokal.
Harapan civitas akademika mencakup komitmen pada mutu akademik, riset bereputasi, digitalisasi kampus, serta tata kelola yang partisipatif dan bersih. Dengan kepemimpinan yang mengayomi, inspiratif, dan mendorong inovasi, UIN Imam Bonjol berpeluang besar tampil sebagai pusat keunggulan keilmuan Islam moderat dan berdaya saing global.ds.15052025.