Dosen Asal Luar Negeri (Asing) Mengajar Di Fakultas Syari’ah UIN IB Padang.

PADANG—Segenap civitas akademika Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang mendapat kehormatan dan mahasiswanya diberikan materi perkuliahan berkaitan dengan masalah ke Syari’ahan yang dipandu dosen luar negeri atau asing. Tim dosen berasal dari Muhammadiyah Islamic College, Singapura, Rabu, (18/9/24). Masing-masing dari delegasi tersebut memberikan kuliah sebagai dosen tamu pada empat program studi, seperti Prodi Hukum Keluarga (HK), prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (HES), Hukum Tata Negara (HTN) serta Perbandingan Mazhab (PM).


Pada program studi Hukum Keluarga (HK), bertidak sebagai dosennya Shaik Huzaifah Bin Shaik Hussain bersamaan dengan dosen pengampu mata kuliah Islam dan Budaya Minangkabau Dr. Zelfeni Wimra, M.Ag, didampingi Ketua Program Studi HK Dr. Afrinal, MH.
“Di Singapura Islam itu minoritas. Dari angka yang minoritas ini, kita warga Muslim selalu diperhatikan oleh warga khususnya umat yang mayoritas. Islam itu rahmatan lil alamin, indah dan sejuk serta menyejukkan. Mereka bisa saja melihat kita dalam soal budaya dan kegiatan sehari-hari yang kita lakukan. Misalnya, saat kita akan minum teh manis. Kebetulan saat mengisikan gula ke gelas ternyata ada yang tumpah. Apakah gula tersebut kita bersihkan atau di biarkan. Pastinya kita akan bersihkan saat tumpah di meja tersebut. Contoh lainnya, saat kita masuk kamar kecil atau WC. Saat kita masuk ke-WC dengan suasana kurang bersih dan setelah keluar, WC-nya pun harus lebih bersih lagi dan tidak ada meninggalkan aroma tidak sedap. Ternyata itu sesungguhnya Islam itu. Intinya Islam itu mereka nilai ternyata bersih dan mereka akan merasa senang dengan agama kita.
Pada bagian, untuk mewujudkan dan mengembangkan ajaran Islam itu mereka tidak akan menuntut dari kita secara langsung. Akan tetapi mereka cenderung selalu mengamati dari sikap, tutur dan prilaku kita terutama dalam pergaulan sehari-hari. Kalau kita ramah dan bisa memberikan ketauladan dalam bergaul maka itulah Islam itu menurut versi warga setempat. Dakwah yang kami lakukan setiap hari secara Islami adalah melalui perbuatan pribadi seperti cara bergaul dengan sesama muslim dan bukan sesama muslim. Intinya kita ini bisa tumbuh dan dihargai adalah bermula dari diri sendiri,’’sebut Senior Lecture Muhammdiyah Islam College.
Pada prodi HES disebutkan, dengan dosen Roszanah Abdul Salim (Setiausaha Umum, Persatuan Muhammadiyah) menyebutkan dihadapan mahasiswa program studi HES ini yang ditandai dengan banyaknya muncul pertanyaan-pertanyaan dari mahasiswa, diantaranya adalah peluang kerja di Singapura, beliau menjelaskan bahwa untuk peluang kerja memang sangat terbatas. Namun demikian, bagi yang mengikuti pendidikan Islam agar bisa bisa diterima, kelak akan diberikan skill atau keahlian sesuai dengan bidangnya. Tapi, mahasiswa dan alumni Fakultas Syari’ah dengan basic keilmuannya adalah hukum ekonomi syariah jangan putusan asa. Banyak peluang kerja yang non lembaga kita bisa dapatkan. Karena walau terbatas dalam peluang kerja, kami terus belajar dan belajar selagi hayat masih dikandung badan. Berilmu itu tidak mesti mereka dilembaga tertentu, tapi dengan ilmu itu kita akan bisa selamat dunia dan akhirat,’’sebutnya dihadapan ketua prodi HES Dr. Hamda Sulfinadia, M.Ag dan ketua Prodi Perbandingan Mazhab Dr. Nurhasnah, M.Ag.
Berbeda halnya dengan Presiden Persatuan Muhammadiyah Ustadz Muhammad Azri Bin Azman saat memberikan materi perkuliahan dihadapan mahasiswa prodi Hukum Tata Negara, beliau menyebutkan bahwa, tenaga muda khususnya mahasiswa yang ada di Muhammadiyah Islam College di Singapura, referensi ke-ilmuan kami jutsru dari Ranah Minang. “Kami dalam sejarahnya kebanyakan, kami mengenal dan mengetahui bagaimana sosok Prof. Dr. Hamka membangun peradadan Islam sejak dulu hingga eranya. Dan kini pengatahuan itu kami selalu ulas dalam setiap materi perkuliahan.
“Walaupun umat muslim di Singapura hanya dengan angka 15 persen, dibanding umat lainnya, budaya kompromi dan kebersamaan yang pernah kami pelajari dari adat dan kebiasaan yang ada beberapa daerah di Indonesia ternyata memberikan bagi hidup seakan-akan selalu aman-aman dan tenang serta damai di antara sesama. Tentunya ini adalah sebuah alam demokrasi yang suatu saat bisa saja memberikan kesan bahwa dimana saja kita hidup, sikap saling menghargai perlu ditumbuh kembangkan bagi kalangan intelektual,’’katanya didampingi Ketua Prodi HTN Dr. Alfadli, M.Ag.


Dekan Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Ikhwan, SH, M.Ag, didampingi Wadek Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Kepegawaian Dr. Azhariah Khalida, M.Ag, Wadek Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Ridha Mulyani, SH, MH, dalam diskusi terbatas di ruang rapat dekan sebelum perkuliahan dilaksanakan, lebih jauh menjelaskan, bahwa kunjungan delegasi MIC ini ke Fakultas Syari’ah adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Karena ditengah-tengah keinginan kita untuk melakukan kerjasama Internasional dalam rangka akreditasi prodi salah satunya tindak lanjut dari kerjasama ini adanya proses belajar mengajar melibatkan dosen asing di Fakultas kita. Kapan perlu kita ke depan akan mengirim juga dosen di Fak. Syari’ah ke Singapura sesuai dengan keilmuannya,’’sebut Prof. Ikhwan.
Selanjutnya tim yang datang ke UIN Imam Bonjol Padang dan ke Fakultas Syari’ah adalah sebagai berikut berikut: 1) Ustaz Muhammad Azri bin Azman (Presiden, Persatuan Muhammadiyah) 2) Sdri. Roszanah Abdul Salim (Setiausaha Umum, Persatuan Muhammadiyah) 3) Sdri. Faiszah Binte Abdul Hamid (Pengarah, Kolej Islam Muhammadiyah) 4) Ustaz Shaik Huzaifah Shaik Hussain (Pensyarah Kanan, Kolej Islam Muhammadiyah) 5) Sdri. Fadillah Mohamed Razali (Pengurus Jabatan Penglibatan Masyarakat, Persatuan Muhammadiyah) 6) Sdr Zhofry Hamid (Pengurus Jabatan Komunikasi Korporat dan Persumberan, Persatuan Muhammadiyah) –(Nal)–

About Author