Peletakan Batu Pertama Harapan Kita Bersama

ABDULLAH KHUSAIRI

UIN Imam Bonjol Padang baru saja melaksanakan peletakan batu pertama Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgawa) juga disebut sebagai Student Center (SC), Senin (26/8). Tiga minggu sebelumnya, juga melaksanakan peletakan batu pertama untuk masjid kampus.

Dua peletakan batu pertama adalah harapan juga jawaban dari keraguan, kritikan, sikap rewel dari sebagian orang yang sering mengungkapkan kekesalan karena tidak ada dua gedung itu. Padahal, mestinya melihat proses panjang pembangunan kampus Sei. Bangek sejak satu dekade terakhir. Tahap demi tahap dilakukan. Tidak bisa “abda ka dabra”. Begitu banyak perjuangan dan pengorbanan yang mesti dijalani, hingga bisa hadir sebuah kampus yang lengkap dan megah, yang membanggakan 20ribu civitas akademika di dalamnya.

Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Hj. Martin Kustati, M.Pd dalam sambutan saat peletakan batu pertama Pusgawa menyatakan, pembangunan gedung pusat kegiatan mahasiswa (Pusgawa), masjid kampus, merupakan tahap kedua untuk melengkapi fasilitas sebagaimana rancangan Kampus Sei. Bangek.

Pusgawa diharapkan dapat digunakan pada Januari 2025, sebagai sekretariat dan pusat kegiatan pengurus dan anggota organisasi seperti Senat Mahasiswa (Sema), Dewan Mahasiswa (Dema), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kegiatan tersebut di bidang bakat dan minat, mulai dari kepemimpinan, seni dan olahraga hingga manajemen organisasi. Semua itu harus menunjang prestasi mahasiswa dan kampus.

Kehadiran Pusgawa menjadi tantangan agar mahasiswa punya orientasi prestasi, bukan sekadar tempat nongkrong dan tidak produktif. Apalagi sarana olahraga dan seni yang disiapkan dengan dana besar, semestinya juga dengan program dan cita-cita besar. Melahirkan para “Imam Bonjol” yang dapat membanggakan kampus, keluarga, daerah, bangsa, negara dan agama.

Pusgawa, Pustaka, juga masjid yang berdekatan akan membuat kenyamanan akses civitas akademika untuk mengembangkan diri. Apalagi dengan fasilitas parkir yang lebar, serta gelanggang yang luas. Pada tahun 2025, keluhan atas keterbatasan fasilitas tidak lagi terdengar. Sungguhpun sebenarnya, keterbatasan merupakan tantangan dan bukan alasan untuk berprestasi. Apa guna fasilitas lengkap, jika tidak kreatif dan berprestasi, apalagi hanya membuat malas berpikir dan bergerak.

Pembangunan kelengkapan sarana dan prasarana belum berhenti, selain ma’had mahasiswi yang kini sudah beroperasi, di seberang jalan gedung tersebut akan dibangun ma’had untuk mahasiswa. Artinya, setelah gerbang masuk akan ditemukan sepasang gedung ma’had, gelanggang serba guna, Pusgawa, Pustaka dan Masjid. Juga, Pertashop untuk kebutuhan kenderaan.

Masih banyak lagi program pembangunan fasilitas yang dilaksanakan secara bertahap pada tahun-tahun mendatang. Sebagaimana kampus Lubuk Lintah, yang juga bertahap pada masa dulu. Tidak langsung jadi, bukan tidak ada, bukan pula tidak rencanakan. Namun semua belum selesai.

Semakin lengkap sebuah kampus, semakin besar tuntutan agar kebanggaan bukan hanya berdasarkan kemegahan gedung semata tetapi torehan prestasi tingkat nasional dan internasional yang juga membanggakan. Begitulah hendaknya. Salam. []

*Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK)

About Author