Dosen Fakultas Syari’ah UIN Padang ikuti Kursus Bersertifikat ICRC

Dosen Fakultas Syari’ah, Dr. Eskarni Ushalli, Lc., M.A. , membawa nama UIN Imam Bonjol Padang mengikuti kursus bersertifikat yang diselenggarakan ICRC (International Comittee Of The Red Cross) atau dikenal dengan Palang Merah Internasional kantor cabang Indonesia dan Timor Timur.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Jayakarta, Lombok, Nusa Tenggara Barat tersebut mengambil tema “International Humanitarian Law and Islamic Law Related to Armed Conflict”. Kegiatan dimulai dari Senin hingga Jum’at (12-15 September 2022).

Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama ICRC dengan Fakultas Syari’ah UIN Mataram ini bersifat terbatas yang hanya diikuti oleh 40 orang yang berasal dari 9 Negara, yaitu; Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, Bangladesh, Brunai Darussalam, Pakistan, Mesir dan Swiss.

Dalam pembukaan acara, Rektor UIN Mataram TGH Prof Masnun, M.Ag. mengatakan bahwa kegiatan ini sudah direncanakan sejak tahun 2018, tetapi beberapa waktu sebelum acara terlaksana, Gempa menguncang Lombok dan sekitarnya. Sehingga acara ini terpaksa dibatalkan waktu itu.

Di tahun berikutnya, pandemi menyerang dunia termasuk Indonesia. Acara ICRC terpaksa dilakukan secara online atau melalui zoom. Akhirnya, di tahun 2022 ini sudah bisa kembali dilaksanakan di Lombok.

Kegiatan berupa kursus bersertifikat ini diisi oleh para narasumber dari berbagai negara. Di antara pemateri adalah Lauren Grace Armstrong (regional Coordinator for Global Affairs), Novriantoni Kahar (Programme Manager, Global Affairs, ICRC Jakarta), Chriastian Donny Putranto (Legal Adviser, ICRC jakarta), Dr Ziaullah Rahmani (Regional Advisor for Islamic Law and Jurisprudence, ICRC Islamabad), Dr. Ahmed al-Dawoody (Legal Adviser, ICRC Geneva), Shadia Marhaban (NSAG Expert), Liutenant Colonel Ahmad Fadilah (Indonesian Armed Force).

ICRC berharap dengan kegiatan ini akan menjadikan hukum humaniter lebih membumi di masyarakat. Intinya, dengan mengetahui hukum humaniter, maka perdamaian bisa tercipta dengan baik di dunia. Ataupun jika terjadi perang, mestilah perang itu memperhatikan kemanusiaan. Jangan sampai perang yang terjadi malah menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan yang sudah dimiliki oleh manusia.

About Author