Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN IB Adakan “FST Mangaji FST Malewakan”

Ada dua konteks kegiatan FST Mengaji FST Malewakan dilaksanakan. Pertama dalam rangka tasyakur menaiki rumah baru FST yang sudah ditempati sejak tanggal 29 Agustus 2022. Kedua dalam rangka pembukaan Sekolah Islam Kebangsaan.

Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung baru FST “ruang academia” Imam Bonjol. Dengan duduk “barapak” kegiatan FST Mengaji FST Malewakan diawali dengan Manamaik Kaji; membaca dan mengkhatab Al Qur’an yang dipandu oleh UKM T3Q

Selepas Manamaik Kaji, acara dilanjutkan dengan (1) Malewakan Sekolah Islam Kebangsaan FST, (2) Malewakan Nama Gedung, Nama Lantai, Nama Kelas, Nama Ruang Baca dan Nama Ruang Academia Fakultas Sains dan Teknologi, (3) Malewakan Etika Pelayanan Akademik FST, (4) Malewakan Iktiraf FST, (5) Malewakan Rabu Mengaji Rabu Bersantri, (6) Malewakan Busana Mengaji, dan (7) Malewakan Guru Sekolah Islam Kebangsaan.

Sekolah Islam Kebangsaan dilewakan langsung oleh Rektor UIN Imam Bonjol, Prof, Dr. Hj. Martin Kustati, M. Pd. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Nurus Shalihin M. Si., Ph. D dalam refleksivitas FST menyampaikan salah satu upaya FST mewujudkan mimpinya Menjadi Imam Menginspirasi Semesta, FST membuka sekolah khusus untuk mahasiswa mendalami keislaman. Di sekolah ini selama satu tahun mahasiswa belajar dan mendalami agama islam yang dimentori oleh 12 guru dari pesantren; Nurul Yakin Ringan-Ringan, At Taqwa Candung, Darul Makmur Baso, Ashhabul Yamin Lasi. Sekolah ini dinamakan dengan Sekolah Islam Kebangsaan. Tidak saja belajar dan memperlajari agama, sekolah ini diproyeksikan menjadi ruang academia dimana agama disyiarkan, pengetahuan didayagunakan, sekaligus di sekolah ini pula keindonesiaan dirawat. Itulah makna visi Sekolah Islam Kebangsaan; Mensyiarkan Agama, Menerjemah Semesta Merawat Keindonesiaan.

Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Adminsitrasi, Keuangan dan Kerjasama FST, Dr. Yulia, M. Pd malewakan nama Gedung, nama lantai, nama kelas, nama ruang baca/Pustaka, dan nama ruang academia. Gedung 1 FST dinamakan dengan Gedung Teknologi. Gedung ini diperuntukan ruang baca, ormawa, ruangan dosen, rungan pimpinan; ruang pelayanan akademik. Gedung 2 dinamakan dengan Gedung Sains. Gedung ini dipergunakan sebagai kelas, ruang labor, ruang peneliti dan ruang academia.

Ada lima lantai Gedung FST; lantai 1 dinamai dengan Andalasia merujuk pada pulau Andalas mewakili pulau Sumatera, lantai 2 dinamai dengan Borneo mewakili pulau Kalimantan, lantai 3 dinamai dengan Celebes mewakili pulau Sulauwesi, dan lantai 4 dinamai dengan Java mewakili pulau Jawa, dan lantai 5 dinamai dengan Papua mewakili pulau Papua.

Ada dua puluh kelas, masing-masing dinamai dengan awal “IMAM” seperti Imam Al Khawarizmi, Imam Al Mahani, Imam Al Battani, Imam An Nayrizi, Imam Al Zahrawi, Imam Ibnu Yunus, Imam Ibnu Haitsam, Imam Al Biruni, Imam Ibnu Sina, Imam Umar Khayyam, Imam Ibnu Bajjah, Imam Ibnu Thufail, Imam Ibnu Rusyd, Imam Al Jazari, Imam Nashiruddin At Thusi, Imam Ibnu Al Nafis, Imam Ar Razi, Imam Al Asma’I, Imam Abbas Ibnu Firnas, dan Imam Ahmad Ibnu Tulun. Sedangkan ruang baca/Pustaka diberi nama dengan Imam Fatima Al Fihri, dan untuk Ruang Academia dinamakan dengan Imam Bonjol; Ruang Academia Imam Bonjol ini berfungsi sebagai ruang yang digunakan untuk interaksi akademik dan spritualitas.

Menurut Wakil Dekan 2 FST, Dr. Yulia, M. Pd, penamaan Gedung merujuk pada nama Fakultas Sains dan Teknologi itu sendiri. Penamaan lantai diambil dari semangat budaya dengan segala keberagamannya. Penamaan kelas mengambil inspirasi dari nama-nama saintis muslim. Ini dimaksudkan untuk penghampiran FST dengan kekayaan trust Islam. Penamaan ruang baca/pustaka diinspirasi oleh seorang perempuan pendiri universitas pertama di dunia. Sementara penamaan ruang academia dengan Imam Bonjol dimaksudkan untuk merawat semangat didirikannya IAIN Imam Bonjol. Menggunakan kata Imam untuk seluruh kelas sebenarnya selain ingin mengabdikan Imam Bonjol lebih dari itu ini juga dimaksudkan menyelaraskan dengan visi FST menjadi Imam.

Kasubag Akademik, Perencanaan, Administrasi, Keuangan dan Kepegawaian FST Yuharnida SE, malewakan Heksagonal Etika Pelayanan Akademik FST; Cepat dan Adaptif, Solutif dan Edukatif, Melayani dengan hati dan bertanggungjawab. FST melayani untuk menyenangkan, melayani untuk membahagiakan dan melayani untuk menghormati. Itulah makna motto pelayanan FST MenSaHaBaTi tutur Yuharnida.

Pada kegiatan malewakan Rabu mengaji Rabu bersantri yang dilewakan Dr. Novizal Wendri Ketua Tim Perumus Kurikulum Sekolah Islam Kebangsaan. Wakil Dekan I FST Dr. Subhan Ajrin Sudirman menjelaskan hari Rabu dijadikan hari mengaji; di hari ini mahasiswa FST belajar Islam sepenuh hari di Sekolah Islam Kebangsaan.  Karena FST ingin menghadirkan suasana dan spirit “pesantren”, maka kita juga memilih model berbusana tersendiri sesuai dengan tradisi di Minang di hari Rabu seperti yang telah lewakan tadi imbuh Subhan. 

Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi mendalam apa yang dilakukan FST. Sekolah Islam Kebangsaan dapat saya terjemahkan sebagai bentuk lain dari Pesantren Mahasiswa.

“Terima kasih, FST telah menerjemahkan salah satu dari empat program strategis rektor; Pesantren Mahasiswa; First Year Studies in Boarding Program. Saya berharap semua sivitas akademika UIN Imam Bonjol dapat mengambil hikmah dan pelajaran penting dari kegiatan ini.” ungkapnya.

Rektor berharap kepada penyelenggara kegiatan agar tradisi mangaji dan manamaik kaji ini menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan. Selain itu dengan hadirnya ekolah Islam Kebangsaan ini bisa menjadi ruang perjumpaan, interaksi, dialog yang memungkinkan integrasi agama dan sains.

“Saya kira ini sangat mungkin dilakukan dan mimpi FST menjadi imam menginspirasi semesta dalam mengintegrasikan sains dan agama tidak berlebihan.” ujarnya.

Kegiatan FST Mengaji FST Malewakan menghadirkan Dr. Rahmat Tk. Sulaiman, M.M sebagai orator dalam menyampaikan Orasi Kebudayaan bertajuk “Mensyiarkan Agama, Menerjemah Semesta dan Merawat Keindonesiaan”. Dalam orasinya Rahmat menyampaikan Sekolah Islam Kebangsaan bisa menjadi jawaban atas problem yang dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini. Keindonesiaan harus dibangun dengan pilar agama, sains dan budaya. Agama menjadi ruh kehidupan, sains dalam hal ini teknologi menjadi instrument memahami semesta, dan kearifan lokal atau budaya menjadi orang beragama berbudaya. Sebab orang yang beragama itu adalah orang yang berbudaya atau berakhlak. Saya bisa menangkap samangt itu ada di Sekolah Islam Kebangsaan. Sekolah ini dapat menjadi wadah dalam mensyiarkan agama, hidup berbudaya dan memperkuat semangat kebangsaan dan keindonesiaan.

Rangkaian kegiatan FST Mengaji FST Malewakan yang dihadiri oleh sivitas akademika dan keluarga besar FST, Dekan FDIK, Dekan Fusa, Ketua LP2M, Direktur Pascasarjana, Tim Perumus Kurikulum, Ustaz dan Ustazah; Guru Sekolah Islam Kebangsaan disudahi dengan makan bersama duduk Barapak di Ruang Academia Imam Bonjol dengan menu Gulai Kambing.

About Author