Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang Kupas Tuntas Nasib Pancasila dan Konstitusi Sebagai Kiblat Penegakkan Hukum di Indonesia

Pancasila dapat dijadikan sebagai poros dalam menegakkan hukum di Indonesia, agar terciptanya kesesuaian dalam berbangsa yang dihuni oleh beragam budaya dan etnis yang berbeda.

Untuk mendukung hal tersebut, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang memberi ruang belajar dan diskusi bagi mahasiswa untuk memahami Ideologi Pancasila sebagai dasar hukum dengan menggelar kuliah umum yang bertemakan “Pancasila dan Konsitusi Untuk Masa Depan Hukum di Indonesia”, di Gedung J, Senin(11/12/2023).

Dekan Fakultas Syariah, Prof. Dr. Ikhwan, SH., M. Ag., mengucapkan terima kasih kepada narasumber, peserta dan seluruh jajaran panitia yang turut menyelenggarakan kuliah umum ini. Dekan menyampaikan bahwa kegiatan ini penting bagi mahasiswa Fakultas Syariah yang kelak akan mengemban tugas mewujudkan dan menegakkan hukum yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila.

Sebelum acara resmi dibuka, Prof. Dr. Hj. Martin Kustati, M.Pd. mengungkapkan rasa bangganya terhadap Fakultas Syariah karena telah berhasil menggelar acara kuliah umum tersebut.
“Saya sebagai rektor merasa bangga atas terselenggaranya acara ini, ananda semua merupakan calon hakim yang akan menegakkan hukum di Indonesia dan memajukan bangsa” tuturnya.

Kemudian beliau juga menambahkan bahwa Pancasila sebagai harga mati yang harus dijaga dan diimplementasikan, terutama bagi kaum intelektual.
“Dengan tekad kita bahwa Pancasila adalah harga mati yang kita jadikan sebagai dasar pengembangan nilai-nilai universal sehingga kita semua sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang. Menjadikan Pancasila sebagai inspirasi bagi generasi emas yang di harapkan pada tahun 2045 dan akan mengambil estapet bagi bangsa kita”, tegasnya.

Pada penutupan sambutan beliau berharap, “Semoga kuliah umum memberikan pengalaman wawasan dan pengalaman mengenai masa depan hukum yang ada di Indonesia yang berlandaskan Pancasila”.

Sementara itu, Prof. Yudi Latif, MA, PhD sebagai narasumber menjelaskan bahwa nilai-nilai pandang atau pendirian hidup yang digali dari berbagai kearifan suku bangsa, agama dan nilai-nilai kemanusiaan universal dipandang sebagai kekayaan bagi negara Indonesia yang merdeka”, ucapnya.

Beliau juga menambahkan mengenai penetrasi Ideologi mengandung berbagai lapis internalisasi diantaranya Lapisan Keyakinan, Lapis Pengetahuan, dan Lapis Tindakan.

About Author