BERAPA ORANG GURU TERSISA?

Oleh: Duski Samad

(Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang)

HUMAS UINIB(26/12/2021)- Judul di atas adalah pertanyaan Kaisar Jepang kepada Jenderal saat bom atom dijatuhkan sekutu di Nagasaki dan Hitoshima tahun 1945. Aksentuasi pada guru oleh Kaisar dan atau pimpinan negara adalah wujud dari kesadaran kemajuan dan peradaban bangsa.

Keberadaan guru terus diperkuat, salah satu caranya melalui PPG.

Pendidikan Profesi Guru disingkat PPG adalah kehendak dari Undang- Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 yang menetapkan Guru sebagai jabatan profesional. PPG untuk Guru pendidikan agama (PAI) diamananatkan kepada LPTK Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Ahad, 26 Desember 2021 FTK UIN Imam Bonjol bertempat di hotel Grand Basko melakukan pengukuhan guru profesional oleh Rektor UIN Imam Bonjol.

Guru profesional yang integritasnya dalam bentuk sumpah terdiri dari 12 point  adalah komitmen moral yang wajib dipegang dan dijadikan pedoman sikap oleh setiap pribadi yang menyandang gelar guru profesional.

Guru profesional sebagai guru yang memiliki kapasitas dan legalitas tentu dituntut untuk terus menata dan mengembangkan diri. Kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial sebagai kompetensi utama hendaknya terus diperkuat.

Bersamaan itu guru profesional agama Islam dan ilmu yang tercakup di dalamnya diminta pula untuk memperkuat basis nilai-nilai keislaman. Ada banyak nilai, norma dan ajaran Islam yang harus dapat di integrasikan dan di sinkronisasi kan dengan kehidupan digital yang terus berubah begitu  cepat.

SIKAP KEAGAMAAN GURU

Guru profesional Pendidikan Agama Islam dalam tugas utama mendidik dan mengajarkan Islam, juga bertanggung jawab menjadi role model muslim kaffah. Guru profesional mesti menjadi orang pilihan, guru yang  lebih baik, menjadi figur teladan, dan sosok yang memiliki keutamaan dalam meningkatkan semangat belajar menuju yang lebih baik.

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَا دِنَا ۚ فَمِنْهُمْ ظَا لِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ   ۚ وَمِنْهُمْ سَا بِقٌ بِۢا لْخَيْرٰتِ بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ ۗ

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.”(QS. Fatir 35:32).

Guru profesional juga diminta terus menguatkan sikap dan kepribadian muslim tasamuh, moderat, terbuka,  berkakter dan berakhlak mulia, seperti dimaksud ayat di bawah ini.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 159).

Guru profesional mesti menyadari bahwa ia adalah human capital yang akan menentukan nasib bangsa. Aksentuasi pada guru, untuk meningkatkan kualitas diri. Era revolusi 4.0 yang meniscaya digitalisasi, guru harus dapat berpacu dengan kecerdasan abad 21, berupa kompetensi, komunikasi, kolaborasi dan karakter.

PROFESIONAL DAN ILMUWAN

Guru PAI yang profesional dituntut untuk teguh dan tangguh dalam menerapkan sikap profesional. Profesionalnya guru Pendidikan Agama Islam ditunjukkan bukan saja oleh kompetensi dan legalitas yang dimilikinya, akan tetapi juga di nilai dari keberadaan mereka dalam menunaikan tugasnya dengan baik dan benar.

Guru profesional mesti terus memperkuat keilmuan, afeksi dan ketrampilan mendidik dan mengajar bagi kepentingan masa depan anak bangsa. Guru profesional mesti lebih dan harus bisa menjadi guru pengerak dan terus meningkatkan diri sebagai guru ilmuwan.

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَ سْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَا لَ اَنْبِۢـئُوْنِيْ بِاَ سْمَآءِ هٰۤؤُلَآ ءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!””

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 31)

Guru profesional yang ilmuwan mesti tiada henti meningkatkan derajat dan martabat ilmu pengetahuan dan tentu juga terus meninggikan  ilmuwan yang menjadi profesi pegiat dan pengerak ilmu.

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَا فْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِ ذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَا نْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Mujadilah 58:11)

Guru ilmuwan diminta menjadi pelopor dalam bidang keahlian masing-masing. Inisiatif, kreativitas dan inovasi guru ilmuwan di nantikan umat dan bangsa. Guru profesional akan dengan mudah melakukan tugas keprofesionalan saat memiliki jangkauan dan pandangan ke depan (futuristik).

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَسْــئَلُوْا عَنْ اَشْيَآءَ اِنْ تُبْدَ لَـكُمْ تَسُؤْكُمْ ۚ وَاِ نْ تَسْـئَـلُوْا عَنْهَا حِيْنَ يُنَزَّلُ الْقُرْاٰ نُ تُبْدَ لَـكُمْ ۗ عَفَا اللّٰهُ عَنْهَا ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, (justru) menyusahkan kamu. Jika kamu menanyakannya ketika Al-Qur’an sedang diturunkan, (niscaya) akan diterangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun.”(QS. Al-Ma’idah 5: 101)

COMPERATIV CONSTRUKTIF

Guru profesional diminta untuk bergerak cepat melakukan perbandingan untuk membangun kondisi baru sesuai tantangan. Guru ilmuwan dapat bertindak obyektif, dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi palsu. Guru dalam menjalankan profesi dapat mengembangkan pola pikir “belah rotan” menjauhi pikiran picik dan licik “belah bambu”.

Guru profesional tentu akan bertindak arif bijaksana, tidak mudah meremehkan orang lain. Lebih lagi guru profesional Pendidikan Agama Islam wajib membantu gerakan kerukunan, toleransi dan moderasi beragama. Melecehkan agama orang lain, menistak Tuhan agama lain adalah perbuatan tercela yang harus dicegah oleh Guru PAI Profesional.

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًا بِۢغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. Al-An’am 6: 108)

Allah SWT berfirman:

وَا لَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰ يٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.”(QS. Al-A’raf 7: Ayat 182)

Akhirnya patut diberikan penghargaan kepada guru profesional Pendidikan Agama Islam yang dikukuhkan oleh Rektor UIN Imam Bonjol. Keberadaan guru profesional tentu akan terus meningkatkan kualitas diri sebagai pendidik Agama Islam yang profesional untuk kemajuan umat dan bangsa.

About Author